FORUM IDEKITA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAKARTA

Kamis, 19 November 2009

DI BALIK LAYAR FILM 2012


Penulis: Fitri Rahmawati
(Psikologi Pendidikan FIP UNJ 2005)


Udah nonton 2012 belum? Spesial efeknya keren....pernyataan tersebut kini sering terdengar dari mulut teman-teman yang sudah menontonnya. Mereka rela berdesakan bahkan mengantri lama untuk membeli tiket film 2012. Film garapan hollywood ini mencetak rekor luar biasa karena dalam waktu tiga hari film ini baru diputar, sudah meraup untung sebesar $ 225 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun lebih.


Sebenarnya film ini sama seperti film-film lain yang menyajikan fenomena bencana alam. Sebut saja The Day After Tomorrow, Knowing, dan film lainnya yang banyak menarik perhatian masyarakat. Namun karena sang sutradara cerdas melihat isu yang sedang booming saat ini yakni kiamat pada 2012, maka banyak masyarakat berbondong-bondong ingin menonton film ini.
Ternyata diputarnya film 2012 ini tak hanya meraih perhatian dan keuntungan yang besar, namun juga kontroversi dari para ulama di Indonesia. Bagaimana tidak? Pemutaran film 2012 seakan-akan ingin mengkondisikan umat manusia untuk meyakini bahwa the end of time atau apocolypse bakal terjadi pada tanggal tertentu yang sudah bisa diprediksi, yaitu tanggal 21 desember tahun 2012. Ini merupakan suatu ramalan yang sangat berbahaya dari sudut pandang aqidah Islam. Dari jendela spiritualitas agama islam, kapan terjadinya kiamat menjadi rahasia Allah semata. Tak ada yang lain. Mengenai kapan terjadinya kiamat, manusia hanya diberitahukan tanda-tanda (sign) datangnya kiamat.
Saat ini perhatian masyarakat sedang disibukkan dengan isu kiamat yang akan terjadi pada tanggal 21 Desember 2012 menurut kalender suku maya. Anggapan tersebut membuat masyarakat bertanya-tanya mengenai kondisi bumi saat terjadinya kiamat. Bahkan mungkin sebagian besar masyarakat kini tampaknya mulai ketakutan dengan prediksi kalender suku maya. Apalagi jika melihat fenomena bencana alam mengenaskan yang beberapa tahun belakangan ini frekuensinya semakin sering.
Film yang disutradari Roland Emmerich ini dapat dikatakan sebagai apresiasi rasa takut yang berlebihan terhadap prediksi hari kiamat. Adanya film ini semakin mempertegas garis ketakutan masyarakat terhadap ramalan yang belum tentu kebenarannya karena masyarakat cenderung mempercayai dan melahap informasi atau isu mentah-mentah yang saat ini marak diperbincangkan.
Jika dikritisi lebih tajam, film ini tak jauh dari penggambaran hancurnya dunia dengan berbagai bencana alam. Nalar logika ilmiah film ini begitu dangkal dan sentuhan religusitasnya yang sangat sangat kering, karena menuhankan ilmu pengetahuan dan kebodohan agama. Ditinjau dari segi psikologis, film yang berdurasi 158 menit ini sudah tentu mempengaruhi jiwa si penonton. Bagi masyarakat plegmatis, film ini dapat menguatkan rasa takut atau mungkin menanamkan rasa takut yang berlebihan. Hal tersebut dapat dikarenakan rendahnya pemahaman masyarakat terhadap informasi yang didapat mengenai prediksi hari kiamat.
Kemungkinan yang dapat direka bahwa gejala paranoid dapat menghinggapi masyarakat yang menonton film 2012. Disadari atau tidak masyarakat yang menonton dimungkinkan bertambah ketakutannya. Ketakutan yang berlebihan dalam kamus psikologi biasa disebut paranoid. Paranoid adalah perasaan takut, cemas yang berlebihan terhadap sesuatu atau kondisi tertentu. Jelas, bahwa dibalik kesuksesan, film ini juga berdampak besar terhadap kondisi psikis masyarakat yang menontonnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar