FORUM IDEKITA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAKARTA

Kamis, 19 November 2009

DITIADAKANNYA PEMBANTU DEKAN III (PD III) FIP UNJ


Penulis: Dian Ayu Novalia
Ketua Umum Forum Idekita; Pendapat Pribadi


Pembantu Dekan III dipindah kerja. Bidang kemahasiswaan seolah tersingkirkan. Padahal 2011 saat pemberhentian menjadi PD III masih lama. Lalu, siapa penggantinya?


Pengangkatan pemimpin sedang marak terjadi. Sebut saja pengangkatan orang penting untuk negara tercinta Indonesia yaitu SBY dan Boediono. Universitas Negeri Jakarta pun mendapatkan Rektor baru walaupun dengan wajah lama yaitu Prof. Bedjo. Perhelatan perdebatan pun dilaksanakan sebelum pemilihan Rektor. Mahasiswa pun ikut serta melihat visi misi yang diusung oleh ketiganya. Tanya jawab secara langsung pun dapat dilakukan.

Berbeda dengan keberadaan salah satu pemimpin yang ada di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Ketika banyak orang menginginkan untuk menjadi pemimpin agar dapat memberikan pelayanan dan mengabdi kepada rakyat, salah satu Pembantu Dekan FIP yaitu yang ada di bidang kemahasiswaan malah ditiadakan.

Jabatan PD III
Ketika ditemui diruangnya yang baru (29/10/09), Sumantri yang saat itu sudah tidak menjabat PD III FIP mengatakan bahwa ia tidak dapat memberikan keputusan atau tanda tangan apapun sejak tanggal 27 Oktober 2009. “Sehari sebelumnya saya diminta oleh Pak Dekan untuk memakai jas rapi untuk menghadiri pelantikan di gedung Rektorat,” kata beliau. Ketika di rektorat, ia pun dilantik untuk menjadi sekretaris pada PAUD Pascasarjana. Sebelumnya memang sudah ada pembicaraan antara beliau dengan Rektor UNJ mengenai hal ini. Beliaupun tidak dapat menolak setelah juga meminta pendapat dari Dekan FIP yang menjadi atasannya langsung.
Padahal amanah menjadi PD III masih sampai tahun 2011. Kegiatan di bidang kemahasiswaan seolah tidak sebanding dengan bidang akademik dan sarana prasarana. Padahal, FIP tidak dapat bergerak sendiri tanpa keaktifan organisasi mahasiswanya. Bila kegiatan mahasiswa mati, suram juga keadaan rumah FIP. Kebanggaan bukan hanya dapat diraih dari prestasi akademik mahasiswa. Tapi dapat pula dilihat dari kegiatan mahasiswanya.
Saat ini, jabatan PD III dirangkap oleh Yuliani selaku PD I FIP. Double job pun terjadi. Tugas menjadi PD I saja sudah banyak. Apalagi berkenaan dengan akademik. Hal inilah yang menjadi jantungnya Fakultas karena penilaian banyak diambil dari akademiknya. Seperti pemberdayaan dosen-dosen agar memberikan pembelajaran yang inovatif, meningkatkan prestasi mahasiswa dalam hal nilai kuliah, akreditasi dan sebagainya. Lalu, bagaimana aplikasinya dan keefektifannya bila merangkap pula menjadi PD III?
Opmawa di FIP ada 8 ditambah dengan BEM FIP dan BPM. Kemudian ormawa ada 4. sehingga semuanya ada 14. kegiatan dan progam kerja masing-masing ormawa dan opmawa tentu berbeda-beda serta waktunya. Bertemu untuk mendapatkan bimbingan dan masukan kepada PD III tentu memiliki intensitas yang cukup sering. Jelas, kesibukan menjadi PD I pun dapat menghambat kinerja mereka.

Sosialisasi Tidak Ada
Pemberhentian ini terkesan sangat mendadak. Apalagi Sumantri sampai saat ini belum menunjukkan gigi untuk berdialog dengan mahasiswa mengenai pindahnya ia ke Pascasarjana. Dekan FIP pun seolah diam saja dan berlaku sama. Padahal banyak hambatan yang ditemui oleh para mahasiswa ketika PD III dihilangkan.
Sementara itu, juga tidak ada kabar mengenai penggantian PD III yang baru. Ketidakjelasan merayapi tubuh FIP. Sangat dimungkinkan kefokusan PD I dapat mendua karena penambahan job. Tugas menjadi PD III bukan hal yang sepele. Dengan berdialog antar segenap warga FIP, baik pemimpin, dosen, dan mahasiswa tentunya akan membuka persepsi dan pencerahan. Meskipun penyamaan persepsi harusnya dilaksanakan sebelum tanggal 27 Oktober 2009 lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar